Kalau iri tanda tak mampu, maka bisa dikatakan aku termasuk pada kategori manusia yang tak mampu, karena entah bagaimana aku lebih sering merasa iri ketika melihat orang yang dekat mendapatkan prestasi atau mandapatkan apa yang dia ingin daripada ikut bangga bersama mereka. Entah bagaimana ceritanya rasa iri itu datang dengan sendirinya walaupun dari diri sendiri menginginkan sebaliknya ikut senang dan bangga juga. Entah kenapa seperti itu, apakah teman-teman mengalaminya juga?
Apalagi ketika diposisi yang sama atau berdiri pada garis start yang sama namun ketika resultnya muncul menunjukan rekan atau teman kita mendapatkan yang lebih dari kita, ini irinya jadi lebih-lebih. Kadang aku mikir apa ada yang salah dengan diriku ini? apakah orang lain juga ada yang berfikiran sama denganku? atau memang ini adalah refleksi diri dari dalam bawah sadar yang membuat aku iri.
Walaupun aku iri namun beberapa waktu kemudian keirian tersebut menjadi hal yang dilumrahi atau dengan kata lain mulai diterima. Analogi sederhananya itu seperti segelas kopi kapal api, diawal mengaduk ampas kopi masih diatas namun beberapa menit kemudian ampas kopi tersebut sudah berada dibawah permukaan gelas. Sebenarnya kalau dipikir-pikir tidak masalah ya, kan endingnya menerima juga, tapi nggak habis pikir aja kenapa diriku seperti itu – tidak suka melihat orang senang atau irian –
Apakah ada yang seperti itu?