Sendu

Aku menginginkan rumah dimana ketika aku lelah aku bisa pulang dan melepas kepura-puraan ini.

Aku sungguh lelah tampak tegar dan kuat, tampak sabar dan tabah. Semua perasaan ini ingin kutumpahkan dengan membuat teh hangat di dapur lalu menuju ke sofa menghadap kaca. Syukur-syukur cuaca sedang mendung atau gerimis agar tampak syahdu kepulanganku itu.

Kenapa sendu tidak pernah dirayakan? padahal sendu adalah bagian dari perasaan manusia itu sendiri, selain keceriaan yang lebih sering dinanti tentunya.

Kenapa media sosial menjadi sangat munafik akhir-akhir ini, menjadi sangat baik sekali kelihatannya, menjadi tampak hebat kelihatnya, menjadi tampak wah kelihatannya. Apakah memang demikian keseluruhan hari yang dialami si pengupload. Aku jadi iri melihatnya. Tentu sebagai manusia aku pun begitu.

Tulisan pendekku ini seperti bernada menyerah atau negatif sekali yah. Tapi aku tak peduli jika itu yang dimaknai. Aku cuman ingin menumpahkan segala keluh saja yang terpatri dipikiran saat ini. Bukan berarti aku selalu sendu all the time, karena bagiku segala perasaan datang dan pergi. Dan yang terpenting bagaimana kita memaknai dan mengelola setiap perasaan yang datang.

Mari merayakan sendu bersama-sama

–Adis

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s