Apakah harus menyelesaikan sampai selesai?

Pernah enggak sih merasa bosan saat membaca buku entah itu novel atau buku non fiksi?. Mungkin kebosanan membaca di awal-awal halaman tak masalah karena masih meraba-raba tentang apa sih isi buku, namun kalau sudah sampai di pertengahan atau hampir menyelesaikan buku tersebut masih juga bosan, itu bagaimana jadinya?. Apakah ingin melanjutkan atau banting setir simpan buku di rak lemari lalu membaca buku lain?

Kalo dari kamu ada pertanyaan yang kira-kira sama seperti itu, berarti kita sama. Sama-sama dalam keraguan dalam menyikapi hal tersebut.

Ini dari kacamataku yah, bagiku disatu sisi aku merasa tak ingin melanjutkan lagi karena rasa-rasanya sepertinya sudah mengetahui alur cerita bacaan kedepan atau isi dari buku yang dibaca cukup klise (isinya mirip dengan pemikiran buku a,b,c, dsb) atau isi buku nampaknya tak berguna untuk diserap atau diketahui (seperti membaca kalkulus padahal diri sendiri anak fisip, kan enggak nyambung). Namun di satu sisi juga merasa bacaan ini perlu diselesaikan, selain bentuk tanggung jawab telah membeli buku tersebut pun juga percaya bahwa entah sekarang atau nanti ada pemikiran-pemikiran yang “barangkali” membantu aku dimasa depan.

——————-

Salah satu tokoh yang aku kagumi pemikirannya pernah berujar bahwa tak perlu melanjutkan bacaan apa yang memang membosankan karena tidak ada juntrungannya dan buang-buang waktu. Lebih dari itu, ia lebih prefer membaca buku dengan cara skimming atau mengambil intisari-intisari yang penting dalam tumpukan buku yang sedang dibaca. Tumpukan buku itu bisa berjumlah beberapa atau puluhan. Berlaku untuk bacaan non fiksi yah, untuk fiksi seperti novel ia membaca perlahan, namun ketika novel itu sudah berada pada zona ‘membosankan’ ia tak melanjutkan lagi.

Ada benarnya juga tokoh yang aku kagumi itu, namun aku tak menerima mentah-mentah ujaran tersebut, karena bagiku ada sesuatu yang lack disitu. Karena adanya lack di situ, aku tetap sama membaca buku sampai selesai walaupun di pertengahan atau hampir menyelesaikan buku masih saja membosankan dan terasa dipaksa, aku tetap melanjutkannya sampai selesai. Kali bisa menyenangkan selepas itu atau barangkali itu bukan hal yang menyenangkan walaupun sudah selesai, namun bisa jadi itu bahan referensi yang berguna bagi masa depan yang entah kapan itu terjadi.

Aku memang masih meragu, tapi tendensi utama membacaku tetap berada pada zona menyelesaikan sampai selesai walaupun semembosankan apapun.

Manusia memang tempatnya menghubung-hubungkan. Mungkin tokoh utama yang aku kagumi adalah tipe orang yang directly dan tidak suka basa-basi. Dalam sebuah tulisannya menyoal tentang hubungan, ia menolak untuk berjuang mendapatkan wanita yang ia sukai kalau sedari awal tidak ada respons yang positif dari si wanita tersebut. Ia beranggapan bahwa kalau memang wanita “menyukai” balik si pria atas perjuangannya yang mati-matiannya itu, pada akhirnya akan ada bom waktu yang terbentuk dan entah kapan waktunya itu akan meledak. Karena memang sedari awal sudah berbeda visi dan tidak perlu dipaksakan sedari awal.

Seperti halnya hubungan beda keyakinan. Kalau sedari awal sudah tahu berbeda, maka yaudah sudah diblacklist saja tanpa tanda tanya lagi dan jangan berusaha memaksakan ingin mendekati. Jangan tersinggung yah kalau ada dari pembaca yang mempunyai hubungan beda keyakinan. Setiap orang punya pilihan untuk memaknai, bagiku itu sudah jelas diawal, kalau itu bagimu destiny yaudah lanjutkan saja. Kebenaran mutlak milik ‘tuannya’ masing-masing dan tidak bisa di ganggu gugat.

Tentu ada yang menolak dengan pemikiran tersebut dan tentu ada yang menerima pemikiran tersebut dan tentu ada juga yang masih menkonfigurasi dalam beberapa tema yang masih bisa diterima dan beberapa lainnya masih belum bisa diterima akan pemikiran tersebut.

Kembali bicara soal buku seperti yang aku bilang sebelumnya untuk saat ini aku masih akan tetap menyelesaikan buku yang telah aku mulai baca karena itu bentuk tanggung jawabku. Mungkin ada yang berujar, itu bukanlah bentuk tanggung jawab namun membebani diri atau apalah. Iya orang bisa berujar seperti itu, pun harusnya aku pun juga bisa kan?. Bagiku definisi tanggung jawab bersifat relatif tergantung dari kacamata subjek yang melihatnya. Dan bagiku menyelesaikan bacaan adalah bentuk tanggung jawab yang aku pegang saat ini.

Namun aku tidak tahu kedepan akan masih seperti ini apa tidak. Tendensi tanggung jawabku bisa saja berubah karena situasi dan kondisi. Waktu bisa saja membelokkan semuanya.

Sekarang walaupun membosankan seperti apapun, aku ingin membacanya sampai selesai.

Seperti halnya membaca, aku memaksa diri ini untuk menulis minimal 30 menit setiap hari kerja dan hari ini cukup sampai disini.

Terima kasih

5 thoughts on “Apakah harus menyelesaikan sampai selesai?

  1. Sondang Saragih

    Dulu se’membosankan apa pun itu pasti aku lanjutkan. Tapi beberapa tahun belakangan, tidak lagi. Banyak buku yg aku baca setengah jalan lalu stop. Mau dipaksakan pun rasanya susah. Mungkin faktor pertambahan usia turut berperan.

    Like

    Reply
    1. adisriyadi Post author

      Hihi makasih udah komen mbak. Wah mungkin aku belum pada tataran level itu mbak, karena buku yang aku baca masih terhitung receh dan sedikit. Tapi tidak memungkiri juga bisa jadi next akan seperti mbak yang kalau sudah bosan udah gak perlu dipaksakan lagi. Karena sedari awal aku beranggapan bahwa buku adalah media dan media bukan hanya menyoal buku saja. Sesekali aku baca tulisan mbak sondang, enak dibacanya

      Liked by 1 person

      Reply
  2. andaritian

    Aku juga tipe yang kalau sudah baca satu buku, harus diselesaikan sampai ada tulisan TAMAT.
    Menurutku, selain sebagai bentuk tanggung jawab karena sudah membeli, itu juga bentuk apresiasiku untuk penulisnya. Seorang penulis pasti ingin tulisannya dibaca, bukan sekadar dibaca memindai setengah jam lalu disimpan lagi bukunya. Dia pasti ingin kalimat-kalimatnya meresap di hati pembacanya dan kalau beruntung bisa mengubah atau memunculkan sesuatu bagi yang membaca tulisannya.
    Jadi, sekalipun aku bisa sedikit-sedikit menebak arah ceritanya atau malah bosan, ya aku tetap baca sampai selesai. Toh, aku sendiri yang memutuskan beli buku itu. Hehe..

    Liked by 2 people

    Reply
  3. adisriyadi Post author

    Aiiish komentar aja udah epic tulisannya hehe. Sama, cuman aku lebih ke arah dinamis dalam memandang nih, bisa saja nanti akan ku tempuh jalan tanggung jawab yang lain. Tanggung jawab menurutku artinya luas dan tidak bisa dijabarkan hanya dengan “sekedar menyelesaikan”. Pasti kamu lebih tahu hehe. Makasih udah mampir looh

    Like

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s