Tulisan ini dibuat selain untuk dapat belajar bagaimana menjabarkan suatu hal, pun untuk berbagi tentang pengetahuan yang baru-baru ini sedang asyiknya saya pelajari. Saya katakan juga bahwa tulisan saya ini bersifat observasi dan dari pemahaman hemat saya, artinya saya juga masih belajar. Kalau ada kesalahan penulisan, definisi yang ngabur, atau penjelasan yang kurang lebih sama ngaburnya, segera saya akan update. Mohon dimaklumi yah.
*
Saya lupa tepatnya kapan, kira-kira tahun lalu, pada saat itu saya disergah oleh kakak ketika berbicara tentang aset dan properti, lebih spesifiknya mengenai pendapatan yang diraih ketika menjual aset. Pada saat itu saya menjawab bahwa hasil pendapatan dari penjualan aset disebut passive income. Dasar kenapa saya menyebutnya seperti itu karena pendapatan yang didapatkan bersifat pasif, artinya kita tidak perlu melakukan aktivitas jualan atau bekerja untuk mendapatkan pendapatan itu.
“salah!, itu bukan pendapatan pasif!” sergahnya ketika saya berujar dengan yakin bahwa itu adalah passive income.
“loh kok. Itu passive income tauk kak!” jawabku ngeyel
“Kalo passive income itu pendapatan yang pasif. Contoh sederhananya nih, kamu bikin kos-kosan, lalu ada yang menyewa, ketika penghuni kos membayar uang kepada kamu, nah itu disebut passive income. Sekarang coba pikir, apa perbedaan dari yang kamu sebutkan tadi?”
Selepas itu saya berfikir, sepertinya masuk akal juga dan setelah beberapa waktu berfikir kembali, sekarang saya tahu. Saya salah dan kakak benar.
Saya mungkin lupa atau tidak tahu, karena sudah beberapa tahun selepas lulus kuliah jarang membaca buku berbau finansial.
Kakak memang bukan seorang pembaca buku, ia lebih prefer terjun langsung. Maka itu ketika ia mulai berbisnis (membuka toko bahan pangan) lebih sering ia belajar bagaimana membangun usahanya kepada teman dan langsung dipraktekkan, bukannya dari membaca. Jujur awalnya saya meremehkan tingkat pengetahuan Kakak tentang itu, namun anehnya dibeberapa kesempatan sempat menyinggung instrument investasi macam reksadana, saham dan emas. Jadi makin speechless.
Belajar darimana ia, maybe hasil diskusi bersama teman dan dari pengalaman.
************
Beberapa waktu belakangan ini saya lagi seneng-senengnya belajar soal keuangan, dalam hal ini investasi. Ketika belajar soal keuangan saya jadi mengerti jenis keuntungan apa saja yang bisa diraih dalam investasi. Beberapa hal yang saya pelajari yaitu soal Capital Gain dan Passive Income, maka dari itu saya mengawali tulisan ini dengan menyinggung ketidaktahuan saya tentang passive income yang sebenarnya diwaktu lampau.
Oke lanjut ke topik yah. Jadi dibawah ini kujabarkan secara sederhana apa yang kutahu tentang Capital Gain dan Passive Income. Penjabaranku ini diambil dari apa yang saya baca dan lihat (video youtube). Kalau ingin penjabaran dan definisi yang lebih lengkap bisa baca buku bertema finansial.
Pertama: Capital Gain
Capital Gain adalah Keuntungan yang diraih dari nilai aset mengembang yang dijual. Saya gambarkan ilustrasi sederhananya.

Dalam gambar tersebut terlihat lingkaran yang dari tahun bertahun makin membesar. Besaran diwakili dari angka diatasnya. Sederhananya ketika seseorang membeli “aset” ditahun 2015 dengan harga beli 100, ketika ia menjualnya ditahun 2019 maka ia mendapatkan imbal hasil sebesar 1000. Keuntungan bersih yang diraih adalah 1000 – 100 = 900
Yah sederhananya gitu. Nah Capital Gain bisa didapatkan dengan cara apa sih?. Dibawah ini yah:
- Penjualan aset Reksadana
- penjualan aset Saham
- Penjualan aset emas
- Penjualan merk atau hak cipta
- penjualan rumah
- penjualan tanah
- dan lain-lain
Ingat apa yang saya sampaikan diatas bahwa Capital Gain adalah keuntungan yang diraih dari aset mengembang ketika dijual. Kalau nilai asetnya menyusut bagaimana?, maka ketika dijual disebutnya bukan Capital Gain lagi melainkan Capital Loss, karena nilainya berkurang. Kenapa menjual pas nilai lagi menyusut atau berkurang?, biasanya investor telah menaksir sedemikian rupa hingga akhirnya memutuskan untuk menjualnya diharga rendah, istilahnya Cut Loss.
Sekarang lebih untung mana rugi banyak atau rugi dikit?, nah itu kenapa Cut Loss juga kadang dilakukan untuk meminimalisir kerugian.
Kedua: Passive Income
Sedangkan Passive Income adalah pemasukan yang diraih secara pasif tanpa harus ikut aktif andil dalam mendatangkan pemasukan tersebut dan tidak berkaitan dengan nilai aset itu sendiri. Saya ilustrasikan sebagai berikut:

Saya gambarkan 5 bulan dari Januari hingga Mei. Angka menunjukan pendapatan yang diraih pada bulan tersebut. Nilai dari passive income yang didapat tiap bulan cenderung berubah-ubah, kalau dihitung total keuntungan pasif dari 5 bulan itu ialah 1000 + 1000 + 2000 + 3000 + 2000 = 9000
Nah kalo gitu, apa aja sih yang dapat menghasilkan passive income?. Nih beberapanya:
- Dividen dari saham yang dimiliki
- Surat Utang Negara
- Deposito
- P2P Lending
- Royalti penjualan buku sendiri
- Uang dari sewa kontrakan atau kos
Kebalikan dari Passive Income adalah Active Income. Apasih tuh?, yaitu pemasukan yang diraih secara aktif, artinya kita berperan besar dalam pendapatan itu. Contoh dari aktivitas pemasukan yang diraih secara aktif adalah menjadi karyawan, berdagang atau menjadi seorang profesional.
Tentu ini hanya sekedar reremahan sederhana mengenai dunia keuangan atau investasi. Mungkin kedepan bakal nulis dengan tema yang sama, tentu dengan falsafah: sama-sama belajar.
Itu aja sih yang pingin saya share. Kali bermanfaat hehe. Terima kasih telah membaca
–Adisriyadi