Info Buku
- Judul Buku: 1Q84 Jilid 1
- Pengarang: Haruki Murakami
- Penerjemah: Ribeka Ota
- Jumlah Halaman: 526
- Penerbit: Kepustaan Populer Gramedia
Sepatah dua patah
Perkenalanku dengan buku ini berawal dari habisnya bahan bacaan dikos yang akhirnya memaksaku untuk meminjam buku ke temen kantor (Btw ia juga suka baca buku). Jadi bukan direncanakan sedari awal ingin baca buku ini namun lebih kepada untung-untungan dapat buku pinjeman apa dan akhirnya buku karangan Haruki Murakami inilah yang aku dapat.
Entah perasaanku atau tidak, sebelum menerima buku tersebut sekelebat aku yakini sepertinya sudah pernah tahu buku ini. Entahlah itu perasaan atau tidak, tapi kupikir buku ini adalah buku yang menarik untuk dibaca, pikirku ketika disodorkannya buku kepadaku untuk pertama kali.
Setelah kuterima bukunya, mencoba untuk melihat ulasan-ulasan diinternet agar termotivasi lebih buat baca. Aku membaca ulasan di Goodreads serta blog diinternet. Belum dikatakan tertarik waktu itu, hanya sedang-sedang saja dan lebih cenderung tidak mengerti yang diulas karena yang aku bacai entah kenapa menjabarkan dengan setengah-setengah. Tapi tak apa, sedang-sedang saja sudah cukup membuatku untuk membaca buku ini diawal.
Diawal membaca kupikir aku akan bosan, dan benar saja aku bosan membacanya. Cerita diawal mengenai seorang wanita bernama Aomame yang sedang menuju suatu tempat dengan menggunakan taksi. Namun sayangnya hari itu jalanan sedang macet-macetnya. Padahal ada urusan yang urgent yang perlu dilakukan waktu itu. Akhirnya dengan dorongan diri yang lebih + ditambah informasi dari sang supir ia turun dari taksi lalu melangkah keluar ke jalan lain untuk menghindari kemacetan agar cepat sampai ke tujuan. Udah itu lalu aku bosan membacanya hingga sekitar 1 mingguan aku tak membuka buku ini sama sekali.
Selepas 1 minggu kemudian kubulatkan tekad untuk menuntaskan buku ini, kupikir aku belum tahu alur cerita yang bikin moodku enak tentang buku ini jadi tentu aku harus melanjutkannya. Sebenarnya kata tuntas juga salah deh, seolah ingin cepat-cepat saja kuhabiskan buku ini, padahal pada kenyataannya barangkali 1 atau 2 bab saja yang mampu aku bacai setiap hari. Btw, 1 bab kisaran 20-30 halaman yak.
Blurb
Sebelum masuk ke penilaianku, sedikit cerita tentang isi buku ini yak.
Buku ini bercerita tentang 2 orang tokoh utama. Namanya Aomame dan Tengo. Dalam buku ini 2 tokoh utama tidak saling kenal satu sama lain (kemungkinan sih kenal, tapi secara tersurat tidak disampaikan). 2 tokoh ini diceritakan dalam setiap bab yang berlainan, maksudnya Bab 1 untuk Aomame Bab 2 untuk Tengo Bab 3 untuk Aomame kembali Bab 4 untuk Tengo kembali dan seturusnya sampai bab 24.
Kupikir baru pertama kali aku baca buku model beginian.
Lanjut yak, Aomame adalah seorang pembunuh profesional yang mampu membunuh korbannya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Ia tak menggunakan kekerasan atau racun, ia hanya menancapkan sebuah jarum yang mirip dengan pemecah es ke suatu titik ditengkuk leher yang mana ketika ditancapkan beberapa detik kemudian korban tak bernyawa lagi.

Sedangkan Tengo adalah Pria yang berprofesi sebagai Guru Les yang nyambi menjadi seorang penulis tanpa nama disuatu media. Ia juga seorang penulis novel, aku lupa apakah dia mempunyai buku atau tidak namun ia sangat hobi membuat cerita fiksi novel. Ia berkawan dekat dengan seorang editor namanya Komatsu. Dari Komatsu inilah rencana besar akan dibuat, Tengo yang selalu ambil aman dalam berkehidupan menjadi Tengo yang harus siap siaga menanggalkan itu dan beralih ke mode cepat tanggap dalam berfikir atau ambil resiko.
Sudah tahu gambaran besar buku ini?.
Kayaknya belum yak hehe. Oke deh aku tambahin…
Motif Aomame membunuh bukannya karena keserakahan terhadap uang atau ingin menguasai dunia seperti pada cerita pembunuhan lainnya, melainkan sebagai bentuk niat baiknya karena jika seseorang itu dibiarkan hidup didunia maka akan ada kesengsaraan lain yang akan terjadi. Maka mau tidak mau Aomame melakukan perbuatan itu. Sebenarnya Aomame bekerjasama dengan seseorang, sebut saja Wanita Tua. Dari ialah, Aomame mendapatkan perintah dan bayaran setelah aksi membunuh dilakukan. Namun Aomame tak pernah mau memakai uang itu karena memang niatnya bukan untuk uang. Ketika menerima uang dari wanita tua ia lebih suka melemparkan sebuntal uang tersebut ke tempat penyimpanan di bank (semacam locker/brankas).
Rencana Tengo dan Komatsu apa sih?. Sebenarnya bukan rencana Tengo juga sih, ia hanya sebagai pendukung rencana ini sedangkan penggerak utamanya adalah Komatsu. Rencananya adalah mengedit naskah novel seseorang yang punya cerita unik namun gagal dalam membahasakan. Sederhananya merombak total dari segi bahasa naskah novel tersebut oleh seorang Tengo. Artinya sekitar 80% dari total keseluruhan tata bahasa akan diedit oleh Tengo sedangkan pemilik cerita tersebut hanya sekitar 20% saja berperan (dari segi cerita unik yang dibuat). Ini tentu pelanggaran didunia sastra, tengo tahu tentang itu begitu juga Komatsu. Namun ada magnet kuat dari cerita naskah tersebut yang membuat mereka ingin dunia juga tahu caranya yaitu dengan memenangkan sayembara sastra jepang dan menjadi buku best seller.
Yah cukup segitu saja poin yang bisa aku ceritain. Selebihnya kamu bisa baca sendiri. Kalau kebanyakan malah gumoh dan tidak jadi membaca keseluruhan isi buku. Tujuan aku menulis kan agar kamu punya minat membaca buku ini bukannya malah sebaliknya hehe.
Penilaianku
Sebagai pembaca novel yang masih bau kencur bisa dikatakan penilaianku masih amat sederhana dan belum punya bahan pembanding antara novel satu dengan novel yang lain. Namun kupikir ini adalah novel yang bagus, novel yang layak dibaca untuk mengisi waktu luang ketika akhir pekan atau malam hari selepas pulang dari kantor.
Alur dan isi ceritanya membuat aku sendiri bertanya-tanya. Kadang-kadang beberapa Bab menyinggung bahwa sepertinya ada kaitan hubungan antara Aomame dan Tengo; Terus pertanyaanku mengenai kenapa buku ini menyinggung soal Marxime?; Terus kenapa dibuku ini banyak menyinggung soal kekerasan terhadap gender wanita yak? apakah penulis seorang Feminist?; Terus kenapa banyak banget adegan vulgarnya sih?, kan jadi pingin tahu banyak soal kehidupan seks dan malam di Tokyo hehe; Dan tentu banyak lainnya.
Nah begitu aja seduhanku kali ini. Moga bermanfaat yah, makasih telah membaca :).
–Adisriyadi
Glosarium:
- Tersurat: Menyampaikan secara langsung bahwa benar adanya, kebalikannya dengan makna tersirat
- Feminist: Gerakan yang memperjuangkan emansipasi atau persamaan hak sepenuhnya antara Pria dan Wanita