
Aku tak ingin membenci. Sikapmu adalah hakmu, sebagaimana hakku pula untuk mengagumimu dan mendekatimu
Lewat usaha aku sampaikan, lewat pedih kadang-kadang aku rasai dari perjuangan dan lewat waktu aku jalani kesabaran itu.
Kamu boleh mencap aku tak tahu malu, mengambil telur dan melempar ke wajahku hingga tertawa terbahak-bahak
Tak apa, sekali lagi itu hakmu. Namun hakku pula untuk terus berjuang dan percaya pada sebuah kertas yang aku terima dari langit dan itu tertulis namamu.
Kamu hanya belum menerima kertas itu
-Adisriyadi